Kamis, 14 Agustus 2014

apa tujuan dari cita-citamu?

Selamat hari ini, bloggers!

Salam sehat,
Bloggers, belakangan ini gue sering mikirin pertanyaan-pertanyaan yang bikin gue pesimis sekaligus tanpa atau sebelum mendapatkan jawaban-jawaban atas pertanyaan itu, sungguh gue merasa perjalanan hari-hari berlalu begitu aja.

Salah satunya pertanyaan itu adalah "apa sih yang benar-benar gue inginkan di dunia ini?. Dan seandainya ketika sudah gue raih impian-impian itu, lalu apa?".

Misal, dulu gue pingin banget jadi penulis. tahun itu tahun yang bener-bener bikin gue keranjingan nulis. Khususnya puisi. Saat itu di benak gue cuma ada pikiran "hari ini gue nulis puisi apa lagi ya?. Mau buat berapa puisi hari?"

Pokoknya, di otak gue cuma ada nulis, nulis, dan nulis puisi. Beberapa orang di sekitar gue sering dukung gue supaya bikin buku. Bahkan gue dulu ikut juga salah satu komunitas sastra di Jakarta, yang bikin gue ketemu sama pacar gue. *eh kog jd ngelantur.

Oke, balik lagi. Jujur saat itu gue udah sempat klasifikasi puisi-puisi yang satu tema. Malahan sampai cari-cari referensi penerbit. Penerbit indie. *hehehe :).

Tapi saat itu, kog gue juga ngerasa tulisan gue belum layak terbit. Karna itu urung gue kirim ke penerbit. Hasilnya sampe sekarang masih numpuk di folder komputer aja.

Kembali ke judul posting ini. Gue mikir, apa sih sebenarnya tujuan gue pingin jadi penyair (red: penulis puisi)?. Apa untuk ketenaran dan sebagai status aja?. Hello, apa sih yang bisa dibanggakan ketika diusung ke rumah calon mertua?. *iya, gue belom merid.

Well, well, well. Alhasil, mungkin ini alasannya kenapa gue belum mencapai keinginan gue ini. Pertama motif gue kurang kuat. Kedua, karena motif gue kurang kuat, maka arah dan konsistensi gue juga jadi kabur. Belum lagi ditambah hari yang disibukkan dengan pekerjaan lain.

Tapi di balik itu semua gue bersyukur karena tulisan gue belom sempet terbit. Setelah gue baca lagi, gue nyadar ternyata, katrok sekali ini tulisan. *hahaha

Okeh kesimpulannya. Seperti kata JM, "Cita-cita itu butuh motif yang kuat dan konsisten dalam pembelajaran untuk meraihnya". Jadi, jawablah munculnya keragu-raguan pertanyaan yang membuat kita pesimis dan lalai dengan tindakan yang beracuan pada motif kuat kita tadi. InsyaAllah, semoga kita menjadi sadar sepenuhnya akan langkah kita menuju keinginan-keinginan kita yang memiliki tujuan. Aamiin.

Jakarta, 14 Agustus 2014
Hamdi Yahya.

0 komentar:

Posting Komentar